Alibaba baru-baru ini mengumumkan pengurangan jumlah karyawan di divisi metaverse-nya, sebuah langkah yang mencerminkan respons perusahaan terhadap perubahan kondisi ekonomi global dan tantangan dalam mempertahankan pertumbuhan di sektor teknologi.
Fokus Alibaba pada Efisiensi Operasional
Alibaba mengambil langkah pemangkasan ini sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan efisiensi dan adaptasi di tengah situasi ekonomi yang menantang. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah berinvestasi dalam teknologi metaverse sebagai langkah memperluas inovasi dan merambah pasar baru. Namun, kondisi pasar yang berubah memaksa Alibaba untuk meninjau kembali prioritas bisnis dan mengoptimalkan struktur operasional.
Dampak Pemangkasan terhadap Inovasi di Unit Metaverse
Keputusan untuk memangkas karyawan di unit metaverse ini menimbulkan dampak signifikan pada proyek-proyek yang sedang dikembangkan. Alibaba sebelumnya telah berfokus pada teknologi virtual dan augmented reality, tetapi dengan pemangkasan ini.
Pengembangan akan lebih difokuskan pada proyek strategis. Perusahaan menilai pentingnya memaksimalkan efisiensi, terutama di sektor yang dinilai belum menunjukkan pertumbuhan yang konsisten.
Rencana Strategis Alibaba ke Depan
Kedepannya, Alibaba berencana untuk lebih selektif dalam proyek metaverse yang dilanjutkan, dengan memprioritaskan investasi di sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan stabil. Pengurangan ini diharapkan akan membantu Alibaba mengalokasikan sumber daya ke inisiatif teknologi yang menghasilkan nilai lebih cepat dan meningkatkan daya saing di pasar yang terus berkembang.
Melalui langkah strategis ini, Alibaba menunjukkan adaptasi proaktif dalam menghadapi perubahan global sambil tetap mempertahankan komitmennya pada inovasi di sektor teknologi utama.
Sebagai bagian dari upayanya dalam mengembangkan teknologi metaverse, Alibaba telah memimpin pendanaan sebesar 60 juta dolar AS untuk Nreal, produsen kacamata augmented reality (AR) asal China.
Teknologi AR, virtual reality (VR), dan mixed reality diharapkan menjadi pintu utama bagi masyarakat dalam mengakses platform metaverse di masa depan. Selain itu, Yuanjing—divisi lain yang terkait dengan Alibaba—telah mengembangkan sistem operasi berbasis cloud guna mendukung aplikasi video game dan industri terkait.
Provinsi Zhejiang, tempat kantor pusat Alibaba berada, turut mendukung perkembangan ini dengan meluncurkan rencana pembangunan ekosistem metaverse pada tahun 2022. Provinsi ini menargetkan nilai industri terkait metaverse mencapai lebih dari 200 miliar yuan (sekitar 28 miliar dolar AS) pada tahun 2025.